Dahulu masih inget banget, dikala masih anak muda, saya dengerin lagu ataupun musik cuma mau dengerin aja sebab lagunya lezat. Terus menjadi kesini, terus menjadi berusia, terus menjadi awas dengan seluruh perihal. Sebab terus menjadi awas, jiwa serta otak semacam lebih gampang buat penasaran terhadap suatu yang menarik perhatianku. Entah itu sebab keburukannya, keindahannya, ataupun sebab berjuta alibi yang lain.
Salah satunya dikala saya mencermati lagu dari Lilly Wood& The Prick and Robin Schulz- Prayer In C. Seriusan, saya menikmati banget ketukan musiknya, temponya, harmoninya, walaupun saya sendiri tidak ketahui istilah- istilah itu. Saya cuma mau ngebuat artikelku jadi penuh aja. Intinya, lagu ini seriusan lezat banget. Ngembaliin mood pagiku ini. Tugas buat postingan belum terkejar. Editan video banyak yang numpuk belum saya kerjakan, tugas kerjaan susah bisa kejar sasaran, serta cocok bisa anjuran lagu ini, boom, ketagihan. Silahkan dengerin, tetapi, untuk agan aganwati yang ngejaga iman serta ketakwaan terhadap kepercayaan, mending nikmatin musiknya aja. Tidak harus turut nyanyi, agan aganwati bisa- bisa auto menjatuhkan kepercayaan agan atas keberadaan Tuhan. Check it out.
Kok dapat? Ya bisalah, liriknya isinya tentang betapa marahnya terhadap keberadaan Tuhan yang sama sekali tidak menghiraukan kondis makhluknya. Itu bagi liriknya
lho ya, bukan menurutku. Sebab trit ini ngebahas lirik lagunya. Nih lirik lagunya, walaupun agan aganwati telah pandai berbahasa Inggris, saya tetep hendak ngebahasnya, supaya artikelku penuh.
Quote:
Ya, you never said a word
You didnt send me nomor letter
Dont think I could forgive you
See, our world is slowly dying
Im not wasting nomor more time
Dont think I could believe you
Lirik paragraf awal aja udah buat orang keluar dari keyakinannya. Ia bilang Tuhan tidak sempat bicara, tidak sempat kirim ia pesan, sebab seperti itu ia bilang ia tidak bisa jadi dapat mempercayainya. Ia menampilkan kalau dunia dikala ini lagi sekarat serta menyangka Tuhan tidak hirau hendak perihal itu, jadi itu buat ia tidak bisa jadi mempercayainya.
Lah, emang itu ngebahas Tuhan? Ya siapa lagi jika bukan Tuhan? Tokoh politik? Penguasa negeri adidaya? Yang manas? Ditambah lagi dengan lirik di dasar ini.
Quote:
Ya, our hands will get more wrinkled
And our hair, it will be grey
Dont think I could forgive you
And see the children are starving
And their houses were destroyed
Dont think they could forgive you
Dari lirik yang selanjutnya ini, ia curhatin jika kulitnya mulai keriput serta rambutnya mulai memutih, ia lama- lama hendak mati. Ia tidak mau mati. Siapa lagi yang dicurhatin tentang kematian jika bukan Tuhan? Kemudian, ditambah lagi, ia curhat tentang kanak- kanak yang kelaparan serta rumah- rumah mereka yang dihancurkan, Tuhan cuma diam saja. Ia membisu.
Udah deh, udah penuh tritku. Seluruh apa yang saya tulis murni opini individu. Dapat aja sih lirik lagu ini diasosiasikan dengan perihal lain tidak hanya Tuhan, tetapi kayaknya tidak terdapat yang relevan tidak hanya Tuhan.
