AsiaToto Kalian duduk di sesuatu sudut halaman. Suatu halaman perbatasan antara penunggu lingkungan perumahan elit serta pula perkampungan di belakangnya. Walaupun nampak seakan terdapat‘ bilik’ pemisah. Namun seluruhnya hidup rukun serta damai. Halaman itu jadi salah satu simbol kedamaian serta ketentraman untuk kedua‘ kelas’ itu. Kalian merasa hidup itu begitu indah.
Hingga perhatianmu tertarik pada ayunan yang dinaiki oleh 2 anak kecil. Kalian memerhatikan terdapat 2 anak kecil tersebut begitu akrab seperti kawan lama. Sementara itu dapat jadi mereka baru berjumpa awal kali di tempat itu. Mereka cuma sahabat sesaat saja. Berjumpa sebab bersama perlu kawan bermain. Sekilas tidak terdapat yang salah dengan perihal itu. Hingga kesimpulannya kedua anak itu kembali dengan ibu dan bapaknya tiap- tiap. Si- anak lingkungan kembali dengan orang- tua yang menjemput dengan mobil mewahnya, sedangkan si- anak kampung dijemput oleh abang- nya yang berteriak- teriak buat kembali. Pasti pulangnya dengan berjalan kaki.
Kalian yang duduk sedari tadi melihat itu seluruh langsung berpikir. Sangat hidup itu betul- betul tidak adil. Gimana dapat 2 orang anak seumuran yang sempat berbagi takdir bersama di halaman itu hendak terbentang takdir yang begitu jauh berbeda di antara keduanya.
Bisa jadi untuk sebagian orang ketidak- adilan tidak sangat terasa. Sebab bisa jadi orang- orang tersebut terletak di- atas serta mempunyai bundaran pertemanan yang pula di atas. Sedangkan ketidak- adilan hendak begitu terasa bila kalian mempunyai sahabat yang lintas- kelas. Terdapat yang menyangka naik MRT suatu kemewahan, seperti semacam naik haji. Terdapat yang menggap naik MRT cumalah rutinitas biasa sebab tiap harinya mereka menaikinya selaku perlengkapan transportasi. Sedangkan terdapat yang menyangka MRT di Jakarta begitu lelet terwujudnya, sebab mereka telah kerap menaikinya kala di luar negara.
Ya hidup itu memanglah tidak adil. Tetapi bukan berarti hidup yang tidak adil tidak layak diperjuangkan. Malah begitu layak serta wajib diperjuangkan. Hidup kamu tidak berakhir kala kalian tidak terlahir selaku anak dari artis papan atas. Hidup kamu pula tidak percuma bila kalian tidak terlahir selaku anaknya pengusaha konglomerat. Hidup kamu merupakan milikmu. Bukan kepunyaan orang lain ataupun teman- temanmu.
Tidak hirau betapa bahagianya mereka mentertawakan nasibmu, hidup kamu bukanlah setelah itu direbut dari dirimu sendiri. Kamulah pemegang kendali dari cerita perjuanganmu. Mereka yang tertawa dapat jadi mempunyai derita yang jauh lebih parah darimu. Cuma saja mereka memerlukan hiburan buat lari dari pelarian itu.
Hingga sadarilah itu. Hidup yang tidak adil bukan berarti tidak berharga. Buatlah dirimu jadi seseorang yang berharga untuk dirimu sendiri dahulu, kemudian orang lain. Paling utama buat orang yang berharga untuk dirimu. Kalian tidak butuh mengasyikkan seluruh orang.
Tanpa wajib mengejar sensasi, tanpa wajib haus hendak atensi. Tanpa wajib berbuat kehancuran yang membahayakan dirimu sendiri. Kalian dapat senantiasa sukses merebut kejayaan dengan caramu sendiri. Berubahlan ke arah baik secara bertahap. Cocok dengan kemampuanmu.
